Pengalaman pribadi yang saya bagi ini, semoga dapat menjadi pelajaran berharga bagi siapa pun yang membacanya. Saya dan istri saya, Ayu, telah melewati masa sulit dalam pernikahan kami, suatu cobaan yang telah mengajarkan kami banyak hal. Kejadian ini tidak akan terulang, dan kami berdua telah saling memaafkan dan berkomitmen untuk membangun kembali hubungan kami yang lebih kuat.
Saya merasa perlu menceritakan kisah ini, bukan hanya untuk meringankan beban batin saya sendiri, tetapi juga sebagai bentuk pembelajaran agar kejadian serupa dapat dihindari. Awalnya, sebuah kesalahpahaman kecil memicu pertengkaran di antara kami. Ketidakpahaman ini menyebabkan jarak emosional, dan saya, jujur saja, mencoba sebuah percobaan untuk menguji ketahanan batin istri saya.
Kami biasanya memiliki keintiman secara teratur, dan saya ingin melihat bagaimana hubungan kami akan terpengaruh jika hal itu dihentikan untuk sementara. Hal ini bukanlah suatu tindakan yang bijaksana, dan saya menyadari kesalahan saya dalam mendekati situasi tersebut. Keinginan saya untuk menguji batas dalam hubungan kami justru berdampak negatif.
Kami berdua, selama ini, menikmati hubungan yang harmonis dan intim, dan saya menyesali cara saya menangani konflik tersebut. Sebelum saya melanjutkan kisah ini, izinkan saya memperkenalkan keluarga kecil saya. Saya, seorang pria berusia 36 tahun, dan Ayu, istri saya yang berusia 34 tahun, tinggal bersama dua orang penting lainnya; Dani, putra kami yang masih berusia tiga tahun, dan Wisnu, keponakan saya berusia 25 tahun yang sementara tinggal bersama kami.
Kami berempat hidup dalam satu rumah, dan dinamika keluarga kami, sebelum kejadian ini, terasa cukup harmonis. Kisah ini berfokus pada tantangan yang kami hadapi dan bagaimana kami mencoba untuk mengatasinya. Semoga pengalaman kami ini dapat memberikan wawasan bagi pembaca tentang pentingnya komunikasi terbuka dan saling pengertian dalam sebuah pernikahan.
na keperluan mencari kerja dan saat ini tidak lagi tinggal di rumahku karena telah aku suruh pulang karena menyangkut perselingkuhan dengan istriku. Jadi setelah selama tiga hari aku mencoba menggoda benteng ketahanan istriku dengan cara tidak bertegur sapa dan tidak memberikan kebutuhan biologisnya, ada sisi lain yang aku bisa nikmati, yaitu aku melihat perubahan tingkah dari istriku, tingkah laku yang serba salah, tidur tidak tenang dan banyak lagi hal-hal yang sebelumnya tidak pernah aku lihat. Hal ini entah karena aku yang memberikan ekstra perhatian secara sembunyi-sembunyi atau memang karena akibat dari situasi perseteruan antara aku dan istriku.
Suatu malam, kulihat jam menunjuk di angka sembilan malam, saat itu hari keenam aku membisu, aku sengaja pura-pura tidur duluan dan aku yakin istriku tidak lama pasti menyusul masuk kamar seperti biasanya. Pada jam-jam segitu, umumnya kami masih nonton TV bersama di ruang keluarga termasuk juga Wisne keponakanku. Sebenarnya aku sendiri belum ngantuk tapi aku hanya ingin tahu tingkah laku istriku saja.
Beberapa menit aku pura-pura sudah tidur dengan sedikit mengeluarkan suara dengkur dan terlihat bayang-bayang (karena pakai lampu tidur) saat itu istriku susah tidur. Dan aku nyaris tidak percaya dengan apa yang aku lihat bahwa istriku memainkan tangannya di selangkangannya sendiri. Awalnya hanya tangannya yang terlihat bergerak, digesek-gesek naik turun dengan irama yang teratur tapi setelah beberapa saat kemudian, kulihat istriku melepaskan CD-nya dan gerakan tangannya semakin tidak beraturan dibarengi nafas yang semakin ngos-ngosan.
Darahku berdesir dan hampir aku tidak bisa menahan nafsuku sendiri ketika melihat istriku terengah-engah karena nikmat yang dibuatnya sendiri. Tapi aku tetap pada pendirianku semula, aku seolah-seolah masih sakit hati dan tidak mau bertegur sapa, jadi saat itu aku hanya menikmati tingkah sensual istriku. Dua hari berikutnya, aku lakukan hal yang sama, yaitu sekitar jam sembilan aku masuk kamar.
Beberapa menit aku tunggu, istriku tidak masuk kamar seperti biasanya dan aku sengaja menunggu reaksi selanjutnya karena aku sendiri belum merasa mengantuk. Sekitar setengah jam, istriku belum masuk juga, tapi aku sayup-sayup mendengar istriku bicara dengan seseorang. Dan beberapa saat kemudian, istriku masuk kamar tapi cuma sebentar dan kemudian keluar lagi dengan menutup pintu secara perlahan tidak seperti biasanya, mungkin dikiranya aku sudah tertidur pulas pada saat istriku masuk kamar.
Aku semakin ingin tahu, apa yang akan dilakukan istriku selanjutnya dan bebarapa menit kemudian, aku mendengar pintu kamar sebelah, yaitu kamar Wisne keponakanku ditutup, tapi suara TV masih menyala. Aku pikir keponakanku pergi tidur dan istriku masih nonton TV sendiri. Sekitar lima belas menit, aku ingin melihat apa yang dilakukan istriku dengan cara naik di atas kursi melihat melalui jendela ventilasi, tapi di sekeliling ruangan keluarga tidak terlihat seorang pun, hanya TV yang menyala, lalu aku bertanya dalam hati kemana perginya istriku, mungkinkah ke kamar mandi, tapi sayup-sayup kudengar ada suara-suara yang sedikit mencurigakan.
Dalam hati aku berpikir, mungkinkah istriku masturbasi di kamar mandi. Karena semakin penasaran, maka secara perlahan, aku keluar kamar dan bergerak ala detektif mencari asal suara yang mencurigakan itu. Hampir aku tidak percaya, datangnya suara dari kamar keponakanku.
Karena diluar dugaanku, aku harus bertindak cepat untuk mengetahui apa yang dilakukan istriku di kamar keponakanku sendiri, hatiku berdebar-debar dan aku sadar tidak boleh ceroboh dalam bertindak, maka secara perlahan kuambil kursi untuk melihat sedang apa mereka di kamar keponakanku. Astaga apa yang kulihat, istriku sedang berciuman mesra dengan Wisne, hampir aku langsung mendobrak pintu kamar keponakanku, tapi aku gemetar bercampur rasa penasaran dan ada perasaan unik tersendiri begitu melihat istriku bergumul dan bermesraan dengan orang lain, sehingga kuputuskan untuk mengintip perselingkuhan yang dilakukan istriku. Sebenarnya ada rasa ingin marah dan cemburu, tapi di sisi lain, ada perasaan lain yang membuat aku berdebar-debar ingin menyaksikan.
Kulihat mereka masih ciuman sambil bersandar di dinding, tangan kanan istriku telah merogoh batang kejantanan Wisne yang masih pakai celana pendek dan tangan tangan Wisne meremas-remas buah dada istriku yang masih pakai daster. Jantungku semakin berdebar dan tidak terasa aku ikut terangsang karena selama ini aku pun menahan nafsuku. Terlihat keduanya sangat bernafsu, terutama istriku.
Sambil tangan kanan tetap meremas dan mengocok batang kemaluan Wisne, tangan kirinya melepaskan kancing dasternya dan dalam beberapa saat, dasternya merosot ke lantai, sedang tangan Wisne terlihat berusaha membuka kaitan BH istriku, lalu mulut Wisne beralih ke putting susu istriku. Terlihat istriku menggeliat keenakan. Dan tangan istriku tidak ketinggalan, membuka kancing celana Wisne dan langsung melorotkan CD Wisne.
Terlihat batang kemaluan Wisne telah tegak dengan gagahnya, besar dan panjangnya hampir sama dengan punyaku, hanya punya Wisne agak sedikit bengkok ke atas dan agak lebih kuning dari punyaku, mungkin karena dia masih perjaka dan belum pernah diasah. Dan setelah kedua-duanya telanjang bulat, mereka bergeser ke arah ranjang dan sambil masih berciuman, istriku direbahkan dengan kaki masih di lantai. Terdengar suara permohonan istriku pada Wisne, “Wisne cepat masukkan barangmu… cepaaat..!” Mereka terlihat terburu-buru.
Karena terlalu lebatnya bulu kemaluan istriku, batang kejantanan Wisne tidak bisa langsung masuk, dan tangan Wisne terlihat menyibakkan bulu-bulu kemaluan istriku. Batang kejantanannya digesek-gesekkan ingin masuk, tetapi terlihat agak susah. Perlu diketahui, istriku saat melahirkan Dani dengan cara operasi caesar, jadi hingga saat ini, lubang senggama istriku masih normal dan sempit.
Karena agak mengalami hambatan memasukkan batang kejantanannya, lalu istriku sedikit membuka selangkangannya dan, “Blesss…” masuklah kepala batang kejantanan Wisne. Wajah Wisne terlihat nyengir kegelian yang nikmat dan dengan daya tekan ke depan batang keperkasaan Wisne amblass ke liang senggama istriku. “Ohh… ohhhh…” keluh kenikmatan istriku.
cerita ngewe terbaru - Bersetubuh Karena Nafsu Buta Saat Istri Diuji Oleh Suami
Dengan posisi badan istriku rebah di ranjang dan kaki sedikit diangkat dan kedua tangan istriku dirangkulkan di leher Wisne, sedang Wisne sendiri dengan posisi berdiri dan tangannya bertopang pada ranjang, terlihat mereka menikmati kocokkan-kocokkan yang dibuatnya. Hanya beberapa saat, kocokkan batang kemaluan Wisne semakin cepat dan terlihat mata Wisne meram melek dan istriku memprotesnya. “Jangan dulu Wis… jangan dulu… Aku belum apa-apa Wis…” pinta istriku.
Dan terdengar suara rintihan nikmat Wisne, “Ehhh… eeh… creeet… cruuuttt…” Mungkin karena belum berpengalaman, dia tidak bisa mengendaliakan senjatanya dan dalam hati, aku bersyukur bahwa istriku tidak mendapatkan kenikmatan dari Wisne dengan harapan nantinya minta dilanjutkan denganku, suaminya. Kulihat istriku memukul-mukul pundak Wisne. “Kamu ini gimana sih..?
Baru beberapa menit sudah keluar… Aku belum apa-apa…” kata istriku. Wisne sambil ngos-ngosan menjawab, “Maaf Tante, Wisne belum pengalaman… “ Wisne merebahkan diri telentang di ranjang, batang kejantanannya semakin mengendor, lunglai basah kuyup akibat campuran cairan spermanya dan lendir dari liang senggama istriku. Terlihat istriku mengambil kain untuk membersihkan kemaluannya dari semprotan dan tetesan sperma Wisne dan dilanjutkan membersihkan batang kemaluan Wisne.
Kupikir berakhirlah adegan ranjang mereka. Ternyata dengan kelihaian istriku serta nafsu yang masih belum terlampiaskan, batang kejantanan Wisne diusap-usap, dielus dan dikocok-kocok lembut oleh tangan lentik istriku. Akhirnya terlihat mulai mengembang lagi batang keperkasaan Wisne.
Biasanya aku kalau habis main dengan istriku, batang kejantananku tidak bisa bangun lagi, mungkin karena tempo permainan yang amat lama dan biasanya istriku langsung terkulai lemas sama seperti aku yang selanjutnya tertidur lelap. Kini batang keperkasaan Wisne tegak menantang kembali dan istriku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan posisi Wisne tetap telentang, istriku mengatur posisi jongkok, persis di atas batang keperjakaan Wisne.
Otomatis, dalam hal ini, istriku yang berperan. Tangan kanannya memegang batang keperkasaan Wisne dan menuntun masuk ke lubang kemaluannya. Selanjutnya, istriku bergerak naik turun.
Terlihat pantatnya yang kuning mulus berayun seirama dengan gerakannya. Dalam beberapa menit, terdengar rengekkan nikmat istriku, “Ooohh… ooohhh… ooohhh… ooohhh…” Istriku melenguh nikmat dan kocokannya semakin kencang dan, “Ooohhh… ooohhh… ooohhh…” semakin panjang lengkuhannya. “Ooohhh… Wisne.., Aku mau keluar Wis… Ooohhh…” Batang keperkasaan Wisne menancap semua, amblas dan yang terlihat hanya butir-butir kemaluan Wisne.
Istriku terkulai lemas di atas dada Wisne. Hal itu dibiarkan saja oleh Wisne, malah kedua tangan Wisne meremas-remas pantat istriku. Beberapa menit kemudian, Wisne berusaha membalikkan posisi.
Istriku ditelentangkan dan Wisne bergantian jongkok tepat di atas liang senggama istriku. Lubang kemaluan istriku terlihat mengkilap karena lendir yang dikeluarkannya. Dengan perlahan, Wisne mulai memompa naik turun dan pinggul istriku ikut menggoyang ke arah kiri dan kanan.
“Ooohhh… ooohhh…” terpaksa batang kemaluanku kukocok sendiri karena tidak tahan melihat adegan panas istriku. Kocokan Wisne kali ini lama sekali, tidak berhenti-berhenti dan terdengar istriku minta dipercepat gerakan mengocoknya batang keperkasaan Wisne. “Teruuusss… teruuusss… cepat kocok terus Wis.., cepat lagi Wis..!” sampai terdengar suara kocokan batang kejantanan Wisne di liang senggama istriku, “Pleeekkk… pleeekkk… pleeekkk…” Wisne mulai melenguh lagi, “Ohhh… eeehhh… ooohhh… eeehhh…” Istriku tidak ketinggalan, juga ikut mendesah, “eeehhh… eeehhh… eeehhh… eeehhh… teruuusss..!
terrruuusss..! Aku mau keluar lagi Wiiisss..! Ooohhh…”
Wisne menekan batang kemaluannya kuat-kuat di lubang kemaluan istriku karena kedua tangan istriku merangkul pantat Wisne untuk ditekankan ke arahnya.
Aku pikir, Wisne juga sudah keluar maka batang kemaluanku kukocok terus hingga spermaku muncrat juga. “Ooohhh… creeettt… crettt…” Beberapa menit kemudian, terdengar istriku bicara pada Wisne, “Cabut dulu rudalmu Wis..!” Wisne mencabut batang kemaluannya dari jepitan liang senggama istriku. Istriku berbalik tengkurap, mau apa lagi mereka.
Ternyata kejantanan Wisne masih terangsang berat. “Masukkan lagi rudalmu Wis… cepaattt..!” pinta istriku lagi. Agak sedikit berjongkok, dimasukkan lagi ke liang senggama istriku.
“Ooohhh…” terdengar istriku menikmatinya, “Wis… terasa mengenai dinding rahimku, Wis..!”
Wisne mulai bergerak maju mundur mengaduk-aduk kemaluan istriku lagi “Ooohhh… nikmatnya serambi lempit Tante.., ooohhh enak sekali kalau begini Tante… semakin enak Tante..” Istriku menikmatinya, “Teruuusss… kocok teruusss Wis..! Aku merasakan rudalmu semakin enak saja Wis..! Teruusss… Wis… terusss..!” Semakin Wisne mendapat angin segar, maka dikuatkan kocokkannya dan, “Ploookkk… ploookkk… ploookkk… cleeeppp… cleeppp… ploookkk… ooohhh… oohhh… nikmat Tante.
serambi lempit Tante semakin hangeeeetttt Tante, ooohhh.., plokkk… plookkk… cleeeppp… plookkk… cleeepppp… ooohhhh, Wisne mau keluar Tante… ooohhh… ooohhh… Creeettt… creeettt… cruuuttt…”
Itulah kisah perselingkuhan istriku dengan keponakanku, Wisne. Dan bila ada pembaca yang ingin berkomentar, silahkan email saja. Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita menyetubuhi, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri,Cerita Seks Nafsu Buta,Cerita Seks Nafsu Buta,Cerita Seks Nafsu Buta